BI Institute • Kuliah Umum • 6 May 2019
Pemimpin harus memiliki tujuan dan values yang jelas untuk mampu menggerakkan organisasi menuju visi yang telah ditetapkan. Hal ini disampaikan oleh Tan Sri Dr. Zeti Akhtar Aziz, Gubernur Bank Negara Malaysia (BNM) periode 2000 – 2016 dalam BI Leadership Forum 2019 pada hari ini (6/5/2019) di Kantor Pusat Bank Indonesia. Mengangkat tema ”Leader’s Transformation in The Digital Era: ASEAN Strategic Perspective”, forum ini bertujuan untuk menginspirasi pemimpin-pemimpin BI khususnya dalam menghadapai perkembangan ekonomi di era digital.
Zeti Akhtar yang juga merupakan Bank Indonesia Institute Honorary Board Member menekankan bahwa seorang pemimpin (leader) harus memiliki kejelasan tujuan dan nilai-nilai yang ditanamkan (clarity of purpose and values) sesuai visi organisasi. Untuk itu, diperlukan energi dan ambisi yang besar (incredibly ambitious), serta fokus pada outcome yang ingin dicapai. Gaya kepemimpinan positive autocratic kadangkala diperlukan di era digital saat ini. Berlandaskan pemahaman yang tepat terhadap visi organisasi, seorang leader harus mampu menjadi contoh dan mendapat kepercayaan bawahannya, serta menetapkan values yang kuat. Pemimpin terbaik adalah yang mampu menghasilkan leaders di masa mendatang.
Dalam forum tersebut, Zeti Akhtar juga menyampaikan bagaimana kondisi ekonomi Asia terutama ASEAN. Asia telah menjadi pusat dari ekonomi dunia. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa tantangan antara lain pendidikan, fasilitas, dan kurangnya koordinasi antarnegara di Asia. ASEAN secara khusus memerlukan integrasi dan konektivitas yang lebih besar dalam merumuskan pesan-pesan utama (key messages) yang akan disampaikan kepada dunia tentang ASEAN. Indonesia merupakan bagian penting dari ASEAN yang diharapkan dapat mengambil peran dan kontribusi secara signifikan, yang selanjutnya dapat membawa masa depan ASEAN ke arah yang lebih baik.
Pada kesempatan tersebut, Deputi Gubernur Sugeng dalam keynote speech menyampaikan bahwa era “revolusi industri 4.0.” telah berdampak pada berbagai aktivitas sosial dan ekonomi. Era dengan perubahan teknologi yang sangat cepat harus diikuti oleh transformasi gaya kepemimpinan era digital. Pemimpin di Bank Indonesia perlu menindaklanjuti dampak transformasi digital tersebut secara tepat, komprehensif, dan inovatif pada bidang yang terkait dengan BI yaitu kebijakan moneter, makroprudensial, sistem pembayaran, dan pendalaman pasar keuangan, serta ekonomi syariah.
Belum ada komentar