Universitas Syiah Kuala • Kuliah Umum • 17 June 2020
Pertumbuhan ekonomi 2021 akan meningkat tinggi dengan peningkatan ekonomi global dan
respons kebijakan, di samping base effect. Disamping karena base effect rendahnya pertumbuhan
ekonomi pada tahun 2020, kenaikan pertumbuhan pada 2021 didukung oleh sejumlah faktor.
Peningkatan ekonomi global mendorong ekspor Indonesia. Faktor pendorong lainnya termasuk masih besarnya stimulus
fiskal Pemerintah, kemajuan dari program Pemulihan Ekonomi Nasional Pemerintah, program restrukturisasi
kredit dan kebijakan lainnya oleh OJK, serta dampak tunda ekspansi moneter Bank Indonesia tahun 2020
untuk dukungan pemulihan ekonomi dari COVID-19. Dorongan investasi juga berasal dari implementasi
reformasi struktural Pemerintah, termasuk RUU Cipta Kerja yang akan mendorong investasi PMA dan PMDN.
Tingkat inflasi pada tahun 2021 diperkirakan masih terkendali dalam kisaran sasaran 3+1%.
Hal ini ditopang oleh ekspektasi inflasi yang masih terjangkar pada kisaran sasaran, membaiknya pasokan
seiring dengan kembali normalnya perdagangan dunia, nilai tukar yang menguat, dan dukungan koordinasi
kebijakan pengendalian inflasi melalui TPI dan TPID. Bank Indonesia akan memastikan respons kebijakan
moneter yang forward looking, preemptive, & ahead the curve untuk tetap menjaga terkendalinya inflasi
pada tahun 2021.
Nilai tukar Rupiah juga diprakirakan akan tetap stabil dan berpeluang menguat pada 2021. Hal
ini seiring dengan membaiknya perekonomian global, menurunnya ketidakpastian pasar keuangan dunia,
tetap tingginya konfiden investor terhadap prospek ekonomi Indonesia pada 2021, dan tingkat imbal hasil
investasi Indonesia yang menarik.
Belum ada komentar